Cerpen Penulis Tua


Cerpen Penulis Tua

Siapa penulis cerpen tertua indonesia ?

Daftar Isi

1. Siapa penulis cerpen tertua indonesia ?


Di Indonesia, cerpen mulai berkembang sejak zaman Pujangga Baru (tahun 1930-an) dan berkembang pesat sejak zaman kemerdekaan. Tokoh-tokoh penulis cerpen di Indonesia antara lain Sitor Situmorang, Asrul Sani, Iwan Simatupang, Budi Darma, WS Rendra, Umar Kayam, Subagio Sastrowardoyo.
Semoga membantu.
Jadikan yang terbaik:)Presiden pertama soekarno hatta

2. apa konflik cerpen penulis tua ​


Jawaban:

koran

Penjelasan:

semoga membantu ^_^ yα


3. Nilai nilai dari cerpen "penulis tua"


Jawaban:

Cerita ini berisi tentang seorang kakek yang berumur 80 tahun, baginya tidak ada yang lebih menarik dari orang yang sudah lanjut usia selain merenung dan mengenang.

Sudah tak ada gairah untuk masa depan, tak ada ambisi, semua yang didapat sampai saat ini terasa sudah cukup. Sisa bekal kesiapan untuk dunia selanjutnya, menunggu seperti antre dalam loket pembayaran.Inilah fase paling menarik dalam hidup: mengenang masa lalu. Setelah semua hal buruk dan baik datang silih berganti sebagai bumbu perjalanan usia.

Penjelasan:

maaf kalo salah


4. Cerita pendek ini disajikan(1) dengan bahasa yang sulit dimengerti. Namun, apabila pembaca sudah memahami(2) cerpen ini, maka pembaca akan tersihir dengan cerita pendek yang satu ini. Cerpen ini juga menjadi motifasi(3) yang luar biasa serta menjadi panutan dalam kehidupan sehingga cerpen ini sangat bagus untuk para remaja. Pada cerpen ini, sang penulis(4) menyampaikan nasehat(5) yang baik bagi para pembaca. Selain itu, cerpen ini menginformasikan suka duka belajar di negeri(6) orang dan bagaimana tantangan hidup mandiri tanpa bantuan orang tua. Kata yang tidak baku pada teks tersebut ditandai nomor … . A. (1) dan (3) B. (2) dan (4) C. (3) dan (5) D. (4) dan (6)


Jawaban:

C. (3) dan (5)

Penjelasan:

motifasi --> motivasi

nasehat --> nasihat

maaf kalau salah


5. perhatikan data berikut ini! judul cerpen: penulis tua nama pengarang: haryo pamungkas penerbit: banjarmasin post,cerpen koran minggu jumlah halaman: 5 halaman tanggal terbit: 18 november 2018 kelebihan: -cocok dibaca oleh berbagai kalangan. -bahasa yang digunakan sederhana. -menceritakan lika-liku kehidupannya dimasa lampau yang terkesan menyenangkan. kelemahan: - cerpen ini tidak diceritakan secara detail tentang kehidupan keluarga tersebut. -pada akhir ceritannya kurang bisa dipahami. buatlah paragraf tanggapan cerpen berdasarkan data di atas!


"PENULIS TUA"

a) Identitas Cerpen

Judul Cerpen : Penulis Tua

Nama Pengarang : Haryo Pamungkas

Penerbit : Banjarmasin Post, Cerpen Koran Minggu

Jumlah Halaman : 5 Halaman

Tanggal Terbit : 18 November 2018

b) Pendahuluan

"Penulis Tua" merupakan sebuah cerpen karya Haryo Pamungkas, Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNEJ. Cerpennya telah dimuat di berbagai media cetak dan online. Domisili di Jember. "Penulis Tua" bercerita tentang lelaki lanjut usia yang merenung dan mengenang kehidupannya dimasa lalu.

c) Isi

Cerita ini berisi tentang seorang kakek yang berumur 80 tahun, baginya tidak ada yang lebih menarik dari orang yang sudah lanjut usia selain merenung dan mengenang. Sudah tak ada gairah untuk masa depan, tak ada ambisi, semua yang didapat sampai saat ini terasa sudah cukup. Sisa bekal kesiapan untuk dunia selanjutnya, menunggu seperti antre dalam loket pembayaran.Inilah fase paling menarik dalam hidup: mengenang masa lalu. Setelah semua hal buruk dan baik datang silih berganti sebagai bumbu perjalanan usia.

Di usia yang semakin beranjak tua, kakek lebih memilih menjadi pengamat, mengunjungi tempat-tempat yang cocok untuk merenung dan mengenang untuk menciptakan kenangan dengan baik bersama cucunya Alenia,agar nantinya kenangan dalam kepalanya tak hanya dipenuhi oleh gemerlap kesibukan kota dan cahaya yang keluar dari telepon genggam. seperti cita-cita kakek di masa muda dulu, menjadi seorang penulis yang tumbuh sekaligus membentuk kenangan. Kakek ingin Alenia tumbuh dan membentuk kenangan dengan baik, tidak seperti sekarang ini, zaman di mana kenangan tak akan terbentuk dengan baik nantinya.Ketika semua hal hanya diketahui dari segenggam kotak kecil bersama semua kenangan yang terbentuk. Tidak nyata seluruhnya.

d) Pengantar

Unsur Intrinsik

1. Tema : Kehidupan dan Kenangan

2. Tokoh dan Penokohan

- Kakek : Penyayang

- Alenia : Periang

3. Latar

- Tempat : Rumah, Taman dekat Alun-alun, Jembatan Kembar

- Waktu : Pagi hari, sore hari

- Suasana : Sunyi "... lamunanku buyar ketika mendengar suara manis dari cucuku, Alenia.", Tenang, Ramai "deru klakson keluar dari begitu banyak kendaraan" , Gaduh "Umpatan, sumpah serapah keluar dari bibir-bibir yang putus asa."

4. Alur

Campuran (Maju-Mundur) pada cerpen tersebut kakek sempat menceritakan kejadian dimasa lalu saat bersama almarhumah istrinya

5. Sudut Pandang : Orang pertama karena menggunakan kata ganti aku sebagai tokoh utama cerita.

6. Gaya Bahasa : Menggunakan bahasa dalam kehidupan sehari-hari, serta terdapat beberapa bahasa kiasan.

7. Amanat : Jika hidup hanya dihabiskan di depan layar kotak yang bisa memuat segalanya tanpa kita mengetahui dunia luar kita tidak akan pernah tahu bagaimana indahnya mengenang masa lalu yang begitu menyenangkan pada usia senja.

e) Isi Resensi

Kekurangan : Dalam cerpen ini tidak diceritakan secara detail tentang kehidupan keluarga tersebut. Bagaimana cucunya, Alenia bisa tinggal dengan kakeknya, pada akhir ceritanya juga kurang bisa dipahami.

Kelebihan : Cerita ini mengangkat tema kehidupan sehingga cocok untuk dibaca oleh berbagai kalangan apalagi generasi muda seperti sekarang ini, bahasa yang digunakan penulis sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca.


6. (1) Belum habis katanya, ia sudah menyimpang mendekati kembang setahun itu. (2) Sambil menunjuk membelai-belai bunga yang segar-segar itu, ia berkata, “Bagaimana engkau tersesat di tengah-tengah rimba ini? Siapakah yang menanammu di sini?”. (3) Yusuf datang mendekati pula, “Tentulah ada orang membawa kembang setahun kemari, terjatuh atau dibuangkannya di sini setangkai yang sudah tua.” (4) “Bagus benar, bagus benar,” ujar Maria, tiada memperdulikan kata Yusuf, belum puas rupanya mengucapkan kekagumannya melihat kembang itu. (5) “Kalau kita di Jakarta, tentu saja cabut sekaliannya akan ditanam di rumah.” (6) “Tidak usah engkau cabut, ambil saja kembangnya yang tua. Cukuplah itu ditanami!” 1. Tuliskan watak tokoh maria pada penggalan cerpen diatas 2. Tuliskan pendeskrisian watak tokoh yusuf orng yang TIDAK PEDULI DALAM LINGKUNGAN 3. Tuliskan latar yang terdapat pada penggalan cerpen diatas 4. Hal apa saja yang diceritakan pada cerpen diatas 5. sudut pandang keberapa yang digunakan pengarang pada cerpen diatas


1. Perduli terhadap lingkungan.
2. Yusuf berkata “Kalau kita di Jakarta, tentu saja cabut sekaliannya akan ditanam di rumah.” (6)
3. Hutan
4. Mengenai bunga
5.sudut pandang ketiga

7. Tentukan nilai nilai yang terkandung dalam cerpen penulis tua


Jawaban:

sjajkanznnsnamlqooskksnndmwmmamamqk1oiqkwksnnsnw yqhqhqhqhqh aku butuh koin


8. Bacalah teks berikut!(1) Cerpen dengan judul “Aku, Ibu, dan Takdir” ditulis oleh Bahtari Anugerah.(2) Cerpen dengan tema kekeluargaan dan sosial ini dipublikasikan pada tahun 2015.(3) Cerpen ini mengisahkan tentang kerasnya kehidupan yang harus dilalui seorang gadis belia.(4) Ia bernama Bella, seorang gadis yang terpisah dengan Ibu kandungnya.(5) Bella gadis belia yang kini duduk di bangku SMA, sejak bayi ia dititipkan kepada nenek tua ini.(6) Cerpen ini cocok untuk semua umur terutama kaum remaja karena banyak mengandung amanat.Penggunaan konjungsi temporal terdapat pada kalimat nomor .…​


Jawaban:

(5) Bella gadis belia yang kini duduk di bangku SMA, sejak bayi ia dititipkan kepada nenek tua ini.

Jawaban:

nomor (6)

(Karena):kata konjungsi

maaf kalo salah


9. nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen penulis tua (moral,sosial,agama,budaya,pendidikan)​


Jawaban:

nilai moralnilai sosoal(masyarakat)

Penjelasan:

maaf kalok salah


10. Cerpen yang berjudul " Menantu Untuk Abuya" Karya Lhylla Abilha az merupakan cerpen yang sangat menarik untuk di ulas, karena cerpen ini merupakan hasil karya dari seorang santri pondok pesantren Babussalam di malang selatan. Cerpen ini juga sudah dimuat dimajalah bulletin oleh tim shimpony himmah madin babussalam. Cerpen ini mengisahkan tentang kehidupan seorang anak perempuan yang berbakti terhadap Abuyanya, tentang cinta dan kekeluargaan. Dalam cerpen tersebut penulis menceritakan tentang seorang gadis yang sudah cukup usia tetapi belum memiliki pasangan hidup, bukan berarti tidak laku melainkan dia masih memilih dan memilah yang cocok untuk dirinya dan juga abuyanya yang amat dia sayangi. Abuyanya juga tidak sekedar memilih calon untuk putrinya tetapi dia mencari seseorang yang bertanggung jawab untuk menggantikan tanggung jawabnya sebagai seorang ayah. Dia mencari sesosok lelaki yang mengikrarkan cintanya Karena ALLAH dan menjadikan wanitanya sebagai kekasih halalnya. Banyak sekali problem-problem dalam cerita cerpen ini, disatu sisi banyak sekali orang-orang yang beranggapan bahwa menjadi perawan tua adalah sesuatu yang buruk, dapat menimbulkan fitnah dan lain-lain tetapi tokoh utama dalam cerpen tersebut tidak pernah mendengarakan omongan orang sekitarnya yang terpenting saat ini adalah tentang abuyanya dan juga masa pencarian seseorang yang pas untuk hatinya. Akhirnya gadis ini mendapatkan seseorang yang sesuai dengan harapannya dan juga abuyanya, lelaki yang bertanggung jawab dan bisa membimbingnya sesuai dengan keinginan abuya yang amat dia sayang. Yang menarik dari cerpen ini adalah kegigihan dan keikhlasan dari seorang perempuan, bagaimana dia bertingkah laku yang menggambarakan tentang seorang perempuan yang berhati baik, sabar, patuh dan taat. Mula-Mula pembaca mengira bahwa tokoh utama dalam cerpen tersebut merupakan seorang yang pilih memilih dalam mencari pasangan Karena dilihat dari usianya yang sudah cukup tetapi masih belum mempunyai pasangan hidup. Penulis cerpen ini seakan-akan membawa pembaca terjun langsung dalam cerita, karena membuat pembaca penasaran terhadap isi cerpen tersebut. Pembaca juga merasakan seakan mendapatkan contoh yang baik dari cerpen tersebut karena hampir seluruh isi cerpen tersebut mengisahkan tentang pengabdian anak terhadap orang tuanya sehingga pembaca terkhusus anak-anak secara tidak langsung akan menerapkan perbuatan seperti itu. Meskipun penulis bukan seorang sastrawan tetapi cerpen yang diciptakan sangat bagus, baik dalam segi bahasa, penulisan maupun struktur ejaan sebagimana yang sesuai dengan EYD. Carilah pandangan penulis pada kritik cerpen tersebut!


Jawaban:

Seorang perempuan

Penjelasan:

Semoga membantu

Semangatbelajar


11. Perhatikan teks ulasan berikut! Cerpen berjudul "Kisah Si Telepon Koin" ditulis oleh Nisa di dalam blog pribadinya.Cerpen tersebut diawali dengan penggambaran kondisi telepon koin tua yang diabaikan ileh masyarakat.Bahkan telepon koin tua tersebut menjadi tempat para tangan usil beraksi.Telepon koin tua tersebut sudah termakan arus perkembangan zaman,sehingga tak berarti sama sekali. isi cerita tepat sesuai kutipan teks ulasan tersebut menceritakan...


hilangnya teknologi jaman dahulusebuah telepon koin tua yang sudah mengalami peninggalan zaman dan tidak berarti bagi siTangan usil>>.SALAH GAK YAH??

12. 39. Perhatikan penggalan cerpen berikut! Silakan mampir ke gubug kami, Pak! Maaf Pak, silakan masuk dan dudul Di gubug saya ini tidak ada AC atau kipas angin. Maklum di desa, yang ada yang meniup nyiur sehingga melambai-lambai mengantarkan ke ruangan ini saya yang sudah tua, umumnya harpir satu abad. Seperti Bapak lihat badanny tulang. Harap maklum, jalan pun sudah susah. Kalau malam sering duduk memandangi dewi malam dan kerdip bintang-bintang. Dari penggalan cerpen di atas,tuliskanlah majas personifikasi, maias litotes. a. htuliskan majas personifikasi dari cerpen di atas​


Majas personifikasi dalam cerpen di atas adalah "gubug saya ini tidak ada AC atau kipas angin. Maklum di desa, yang ada yang meniup nyiur sehingga melambai-lambai mengantarkan ke ruangan ini saya yang sudah tua, umumnya harpir satu abad. Seperti Bapak lihat badanny tulang. Harap maklum, jalan pun sudah susah. Kalau malam sering duduk memandangi dewi malam dan kerdip bintang-bintang."

Majas personifikasi terjadi ketika nyiur dianggap sebagai sesuatu yang dapat meniup atau mengantarkan sesuatu ke suatu tempat, seperti orang yang meniup angin. Selain itu, malam juga dianggap sebagai "dewi malam" yang dapat duduk dan memandangi bintang-bintang. Majas ini menggambarkan suasana yang lembut dan santai di gubug tersebut.


13. Tuliskan sebuah cerpen yang berjudul kehidupan remaja yang tidak memiliki orang tua


Pagi ini matahari tersenyum lembut, burung kenari berkicau dengan indahnya dan sang awan melindungi setiap insan di dunia. Cuaca pagi ini sangat mendukung untuk bersenang-senang namun ada seorang anak laki-laki sedang bersedih di dekat pohon bringin yang besar, dengan ditemani sebuah buku tulis yang sudah kotor dan robek. Ia hanya mengamati sebuah buku yang dipegangnya. Betapa malang dirinya. Sepuluh tahun sudah Joki putus sekolah. Perceraian antara bapak dan ibunya membuat Joki putus sekolah. Setelah perceraian tersebut, bapak dan ibu meninggalkan Joki bersama kedua adiknya yang kini menjadi pengamen. Joki mempunyai angan-angan untuk bersekolah kembali. Joki adalah seorang anak laki – laki yang pintar dan  disiplin.

Merasa terbuang dan tak ada satu pun yang dapat memberikan kasih sayang, Joki selalu merasa sedih dan murung, dilamunannya dia selalu bertanya pada dirinya sendiri. “Mengapa semua ini bisa terjadi? Mengapa harus aku ?”. Hanya sakit diliputi kesal dan amarah yang dia pendam di hatinya untuk kedua orang tuanya yang telah meninggalkannya. Namun dengan kegigihannya ia dan kedua adiknya mencoba membangun kehidupan yang layak bagi mereka. Walaupun tanpa bantuan orang lain ia tetap semangat membuat kehidupan yang layak baginya.

Setiap hari Joki hanya mencari kayu untuk dijual dan mencari buku bekas yang masih layak untuk dibaca. Dan hampir setiap hari pula ia pergi ke sekolahan yang ada di dekat rumahnya untuk melihat pelajaran yang ada. Joki hanya melihat di balik pintu, tetapi ia juga mencatat apa yang ia lihat di sekolahan itu. Setiap Joki sedang mencatat, Joki selalu bicara di dalam hati, “ Betapa enaknya bisa duduk dibangku itu ”. Akan tetapi itu hanya sebuah mimpi yang tak pernah terwujud. Tetapi diantara rasa bimbang ia bisa bersekolah atau tidak, ia masih beruntung, karena mempunyai tetangga yang baik hati, orang yang baik hati itu bernama Bu Olin. Bu Olin adalah salah satu guru geografi di sekolah yang biasa Joki datangi. Ketika Bu Olin mengetahui kalau Joki ditinggal oleh kedua orang tuanya, Bu Olin hampir setiap hari mendatangi rumah Joki untuk memberikan makanan dan sekedar memberikan ilmu kepada Joki dan kedua adiknya.

Bu Olin ingin mengembalikan kecerdasan Joki yang dulu selalu mendapatkan peringkat pertama di kelasnya. Dan dengan semangatnya Bu Olin tak pernah mengeluh untuk mengajarkan Joki. Bu Olin selalu mendorongnya untuk belajar dengan giat. Lalu Bu Olin menyekolahkan Joki dan kedua adiknya, tetapi Joki tak mau bersekolah, karena Joki takut diejek oleh teman disekolahnya dan ia takut tidak bisa mencari nafkah untuk kedua adiknya. Dengan gigihnya Bu Olin selalu menyuruh Joki untuk sekolah kembali, dan akhirnya Joki mau bersekolah kembali. Joki sangat bersemangat untuk bersekolah, walaupun dalam keadaan apapun ia tetap bersekolah. Saat Joki ditanyakan oleh gurunya, apa yang dicita–citakan oleh Joki, Joki menjawab bahwa Joki ingin bertemu dengan kedua orang tuanya dan ingin menjadi seorang pengusaha yang hebat. Joki setiap hari mencari kedua orang tuanya tetapi Joki juga tidak lupa dengan kewajibannya untuk belajar, karena Joki ingin menjadi pengusaha yang hebat.

13 tahun kemudian, pada umur 25 tahun Joki telah menjadi pengusaha yang hebat, bahkan Joki masuk 10 besar orang terkaya di Indonesia. Walaupun dia telah menjadi pengusaha yang hebat, joki tetap tidak bangga dengan hasil jerih payahnya itu, karena joki belum mampu menemukan ke dua orang tuanya. Dan akhirnya ada berita bahwa kedua orang tua Joki telah tiada, dan pada saat itu juga Joki memilih untuk tidak mencari kedua orang tuanya lagi. Joki mulai melupakan kedua orang tuanya. Bahkan kini Joki telah hidup bahagia dengan kedua adiknya.


14. Para orang tua banyak yang mengeluh akan kenaikan indeks kelulusan yang semakin hari semakin meningkat terus. Yang akhirnya banyak siswa yang tidak lulus dalam menempuh ujian nasional. Suntinglah paragraf di atas agar menjadi efektif! Mengarang: Tulislah cerpen dari cerpen yang pernah anda baca!


Orang tua banyak yang mengeluh akan kenaikan indeks kelulusan semakin hari semakin meningkat terus. Akhirnya banyak siswa yang tidak lulus dalam menempuh ujian nasional
#semoga membantu

15. nilai nilai yang terkandung dalam cerpen "penulis tua"​


Jawaban:

nasehat yang bagus dan bijak sana

Penjelasan:

karena cerpen memiliki nasehat yang bagus


16. (1) Cerpen dengan judul “Aku, Ibu, dan Takdir” ditulis oleh Bahtari Anugerah. (2) Cerpen dengan temakekeluargaan dan sosial ini dipublikasikan pada tahun 2015. (3) Cerpen ini mengisahkan tentang kerasnyakehidupan yang harus dilalui seorang gadis belia. (4) Ia bernama Bella, seorang gadis yang terpisah denganIbu kandungnya. (5) Bella gadis belia yang kini duduk di bangku SMA, sejak bayi ia dititipkan kepadanenek tua ini. (6) Cerpen ini cocok untuk semua umur terutama kaum remaja karena banyak mengandungamanat. Pertanyaan :Penggunaan konjungsi temporal terdapat pada nomor?​


Jawaban:

nomer 5

Penjelasan:

semoga benaarrr


17. Nilai nilai dari cerpen "penulis tua"


Jawaban:

Amanat yang terkandung dalam cerpen Penulis Tua adalah sebagai berikut:

1.Jika hidup hanya dihabiskan di depan layar kotak yang bisa memuat segalanya tanpa kita mengetahui dunia luar kita tidak akan pernah tahu bagaimana indahnya mengenang masa lalu yang begitu menyenangkan pada usia senja.

2.Jangan terlalu bergantung pada gadget.

Kajian Semiotik Cerpen “Penulis Tua”karya Haryo Pamungkas:

1. ” Anak muda yang begitu bergairah”.

Makna dari kutipan tersebut anak muda yang memiliki semangat.

2. “Saling teguh kebenaran”.

Maksud dari kutipan tersebuat adalah kejujuran.

3. “yang memainkan biola dengan nada menyayat”.

Maksud dari yang memainkan biola dengan nada menyayat, yaitu biola yang dimainkan nadanya begitu indah sampai menggetarkan hati.

4. “Saling melontarkan rayuan gombal yang memusingkan kepala”.

Maksudnya adalah rayuan gombal yang membuat orang sampai kegirangan.

5. “Titik paling merah keemasan”.

Titik paling merah keemasan maksudnya adalah waktu yang ditunggu-tunggu.

6. “sumpah serapah”.

Maknanya adalah berbagai-bagai kata yang buruk,maki-makian disertai kutukan dan sebagainya


18. Tulislah cerpen dg judul seorang remaja yang ditinggalkan kedua orang tua dan mengurus adiknya dan menjadi orang yang sukses adalah


karakter:

- Risa - Anak

- Bapak dan ibu

- Rosa - Adik


       Saat Kecil, Aku sudah dibuang dari orangtuaku, Karena aku bukanlah anak yang mereka mau, mereka menginginkan anak laki-laki sedangkan aku perempuan....Aku pun ditemukan oleh orang ini yang mengadopsi aku dan dia berumur 70 tahun sedangkan aku masih 4 tahun...Aku pun menemukan Anak kecil yang telah dibuang, aku pun membawanya kepada nenek itu. dan kami mengadopsinya. Waktu berlalu, Hidupku begitu bahagia, Sampai saat aku berumur 11 tahun, nenek itu meninggal karena penyakit jantungnya yang sudah disimpan sejak kami ada, sekarang hanya aku dan adikku, dia hanya 7 tahun. aku pun bingung bagaimana aku menyekolahkan diriku dan adikku?aku pun mulai mengemis dipinggir jalan, aku hanya mendapatkan Rp.2.000. Aku pun bingung..akhirnya aku menjual rumah itu meskipun tidak mengerti caranya. akhirnya aku mendapatkan uang yang tidak begitu banyak dan berusaha keras untuk sekolah dan mengajarkan adikku. Kami berdua belajar terus dan kami dapat beasiswa untuk naik kelas. Saat aku berumur 18 tahun, aku pun selesai sekolah dan bingung akan kuliah dimana. Aku pun berusaha keras belajar untuk masuk ke universitas yang terkenal. aku pun masuk dan mendapat beasiswa dan saat berumur 20 tahun, aku berrkerja di google dan keluar karena ada perusahan yang lebih terkenal dan begitu terus menerus. akhirnya saya keluar dari perusahaan terakhir yang saya tempati dan mendapat miliar dollar karena saya pintar dan dikenal sebagai Anak Genius. Aku pun membuat perusahaan dan sukses


Amanat: Jangan lihat kehidupmu yang sekarang, lihatlah kemasa depan..


19. (1) Cerpen dengan judul "Aku, Ibu, dan Takdir" ditulis oleh Bahtari Anugerah. (2) Cerpen dengan tema kekeluargaan dan sosial ini dipublikasikan pada tahun 2015.(3) Cerpen ini mengisahkan tentang kerasnya kehidupan yang harus dilalui seorang gadis belia. (4) Ia bernama Bella, seorang gadis yang terpisah dengan Ibu kandungnya. (5) Bella gadis belia yang kini duduk di bangku SMA, sejak bayi ia dititipkan kepada nenek tua ini. (6) Cerpen ini cocok untuk semua umur terutama kaum remaja karena banyak mengandung amanat. 11. Kalimat saran membaca pada teks ulasan di atas ditandai dengan nomor …. * 2


Jawaban:

6

Penjelasan:

karena penulis mengatakan kalau cerpen tersebut cocok untuk dibaca semua umur.


20. Tuliskan Cerpen tentang Pengalaman Orang Lain (Boleh tentang teman atau orang tua), minimal 500 kata. Makasih ^_^


Secangkir Kopi dan Renungan Sore

Kopi sudah menjadi bagian dari keseharian. Menikmati secangkir kopi di pagi hari dan sore hari, bagiku sudah menjadi ritus yang wajib kulakukan. Ibarat beribadah jika aku melewatkanya seperti ada yang kurang dan rasa gelisah turut menyertainya. Kenikmatan mulai dari memasak air, mengaduk sampai kuhidangkan untuk diriku sendiri, menjadi semacam cara melakukan ritus tersebut. Sore itu tepatnya pukul tiga, setelah semua pekerjaan rumah selesai, seperti hari sebelumnya aku nikmati kopi di teras depan kamarku. Matahari sore yang redup, hangat dan cahayanya masuk di antara celah jemuran pakaian, seolah menambah kenikmatan ngopi sore itu.

Aroma kopi yang kuhirup sebelum menyeruputnya, menambah semangatku ditengah kegundahan hati menjalani hidupku yang belum tentu arahnya ini. Berbicara soal kegundahan hati, yang kumaksud di sini bukan soal memikirkan pacar atau pasangan. Bukan!!! Kegundahan hatiku ini selalu timbul ketika aku memikirkan pencapaian yang sudah aku dapatkan dalam usiaku yang sudah menginjak 24 tahun. Belum ada yang bisa kubanggakan pada ibuku sampai umurku yang sudah menginjak seperempat abad ini. Kegiatanku sehari-hari hanya membantu pekerjaan rumah, karena sampai saat ini surat lamaran yang aku kirim di berbagai perusahaan belum mendapat tanggapan, setelah semua pekerjaan rumah selesai kunikmati secangkir kopi. Secangkir kopi kuanggap sebagai upahku setelah menyelesaikan semua pekerjaan rumah. Menjemur baju, membersihkan kamar mandi, membayar berbagai tagihan dan menyeterika baju, itulah pekerjaan rumah yang kumaksud. Terkadang aku merasa iri dengan teman-temanku yang sudah mendapatkan pencapaian yang diinginkan di usia yang sama sepertiku. Iri dalam hal seperti ini tidak masalah kan, toh untuk memotivasi diri sendiri.

Pikiran-pikiran semacam itu yang sering berseliweran, ketika aku menikmati secangkir kopi. Dan itu terkadang cukup mengganggu kenikmatanku untuk menyeruput kopiku. “singkirkan sejenak pikiran semacam itu” kukatakan dalam diriku sendiri. Berbicara tanpa ada lawan bicara memang terasa asyik ketika aku sendiri sembari menikmati kopi. “sudah nikmati kopi itu keburu dingin” ucap pikiranku sendiri kepadaku. “Oke-oke Bro” kujawab. Pikiran serasa menjadi terpisah dari diri sendiri ketika momen-momen perenungan semacam ini. Platonis sekali terkadang, aku ini. Kuseruput kopiku. Rasa pahit, sedikit asam dan manis bercampur menjadi satu di lidahku. Rasa ini yang selalu aku ingin dapat ketika aku seduh sendiri kopiku. Tiga sendok teh dan dua sendok gula untuk satu cangkir kecil, jika ingin mendapatkan rasa itu.

Beragam rasa itu seolah menjadi wujud dari beragamnya problematik kehidupan manusia. Dari beragam rasa itu pula aku belajar bahwa hidup itu kurang asyik jika tidak ada problem. Hidup hanya dipenuhi kesenangan tanpa ada kesedihan akan terasa monoton, begitu pula sebaliknya. Bukankah Tuhan menciptakan manusia beserta beragam persoalan yang akan dihadapinya kelak. Mulai dari kecil manusia sudah diberi gejolak-gejolak itu. Mulai dari pendidikan di lingkup keluarga yang didapat sampai pasangan yang akan menemaninya kelak. Setiap gejolak itu berbeda bagi setiap orang, oleh sebab itu manusia dikatakan sebagai makhluk yang unik dan sekaligus otentik. Manusia bukan sederetan angka yang sering digambarkan oleh para ekonom konservatif. Manusia unik karena problem yang dihadapinya berbeda, begitu juga cara menyikapinya.

Video Terkait


Post a Comment

0 Comments