Pakaian Adat Sikka


Pakaian Adat Sikka

pakaian adat maumere suku sikka

1. pakaian adat maumere suku sikka


Untuk Pria
Biasanya mengenakan Lesu Widin Tilun yaitu ikat kepala yang terbuat dari kain batik yang dililitkan sedemikian rupa sehingga bagian sampingnya memanjang ke bawah menyerupai telinga kambing. Kaum pria juga mengenakan sembar yaitu, selempang yang disilangkan di dada yang biasanya bermotif flora dan fauna.
Bajunya disebut Labu, merupakan penutup tubuh pria. Biasanya berwarna putih, sedangkan untuk penutup tubuh bagian bawah mereka mengenakan Lipa atau Ragi yang dilitkan dipinggang. Lipa adalah kain sarung pria yang berwarna-warni cerah dan bermotif flora. Sedangkan ragi adalah kain sarung pria yang berwarna gelap dengan garis-garis biru melintang. Panjang lipa atau ragi sampai mata kaki. Sebagai pelengkap pria dapat menggunakan gelang besar yang disebut Mone dan ikat pinggang besar berwana hitam yang disebut Peket.

Untuk Wanita
Para wanita mengenakan baju atau bahasa adatnya adalah Labu berbentuk mirip kemeja berlengan panjang terbuat dari sutera atau kain yang berkualitas baik. Labu wanita ini terbuka sedikit pada pangkal leher guna memudahkan pemakaian sebab polanya tidak menyerupai kemeja atau blus yang lazim berkancing pada bagian depannya.
Sebagai penutup tubuh bagian bawah, mereka mengenakan sarung sikka dengan bermacam-macam motif flora dan fauna. Sarung untuk wanita disebut Utan. Warna-warna kain wanita melambangkan berbagai suasana hati atau kekuatan-kekuatan magis. Hitam misalnya biasanya dipakai untuk melayat orang meninggal. Merah dan coklat melambangkan keagungan dan status sosial yang tinggi. Paduan warna juga menunjuk pada usia. Warna-warna yang gelap biasanya dipakai oleh orang tua, sedangkan warna-warna cerah digemari oleh kaum muda. Demikian pula hal dengan warna dong, apabila gelap mencerminkan duka, sebaliknya warna-warna muda adalah untuk suasana suka ria, pesta dan sebagainya. Utan dililitkan di pinggang dengan panjang sapai mata kaki.
Para wanita juga mengenakan Dong yaitu kain sejenis selendang yang dipakai melintang di dada atau dililitkan dipinggang. Warna dong juga disesuikan dengan acara. Untuk pesta adat biasanya orang menggunakan dong dengan warna cerah, sedangkan untuk acra kedukaan biasanya menggunakan warna hitam.
Di bagian kepala rambut para wanita dibentuk melingkar seperti ular, yang disebut Legen. Tentu saja harus berambut panjang kalau jaman dulu. Kalau rambut kita tidak panjang biasanya menggunakan bantuan rambut palsu, yang dinamakan Semarang. Legen kemudian diperkuat dengan tusuk konde yang dinamakan Hegin, dan hiasan yang disebut Soking. Bentuk hiasan kepala ini sudah mendapat pengaruh dari suku-suku lainnya di NTT.
Pada pergelangan tangan dipakai kalar yang terbuat dari gading (kalar bala) dan perak. Penggunaanya disesuaikan dengan suasana peristiwa seperti upacara-upacara atau pesta-pesta adat. Jumlah kalar gading dan perak (atau emas) biasanya genap. Yakni dua atau empat gading dengan dua perak pada setiap tangan.
Perhiasan lain yang digunakan kaum wanita adalah cincin yang disebut Kila, kalung yang disebut Lodan, dan anting-anting yang disebut Suwong. Saat ini kila, lodan dan suwong bisa dari emas atau bahan lain yang disesuaikan dengan pakain dan kemampuan.


2. motif kain adat sikka dan maknanya


Motif kelang tulada maknanya sebagai tanda teladan bagi masyarakat
motif sikka lawo digunakan untuk meminta hujan
motif sikka manu hutu melambangkan pengayoman bagi kaum lemah

3. nama rumah adat kabupaten sikka​


Jawaban:

nama rumah adat Sikka:Lepo Gete

maaf kalau salah

Jawaban:

rumah adat Kepo Gete

Penjelasan:

rumah adat yang berasal dari Nusa Tenggara Timur, tepat nya berasal dari kabupaten sikka


4. Nama dari atribut pakaiyan daerah sikka


Jawaban:

dibawah

Penjelasan:

Untuk Pria

Biasanya mengenakan Lesu Widin Tilun yaitu ikat kepala yang terbuat dari kain batik yang dililitkan sedemikian rupa sehingga bagian sampingnya memanjang ke bawah menyerupai telinga kambing. Kaum pria juga mengenakan sembar yaitu, selempang yang disilangkan di dada yang biasanya bermotif flora dan fauna.

Bajunya disebut Labu, merupakan penutup tubuh pria. Biasanya berwarna putih, sedangkan untuk penutup tubuh bagian bawah mereka mengenakan Lipa atau Ragi yang dilitkan dipinggang. Lipa adalah kain sarung pria yang berwarna-warni cerah dan bermotif flora. Sedangkan ragi adalah kain sarung pria yang berwarna gelap dengan garis-garis biru melintang. Panjang lipa atau ragi sampai mata kaki. Sebagai pelengkap pria dapat menggunakan gelang besar yang disebut Mone dan ikat pinggang besar berwana hitam yang disebut Peket.

Untuk Wanita

Para wanita mengenakan baju atau bahasa adatnya adalah Labu berbentuk mirip kemeja berlengan panjang terbuat dari sutera atau kain yang berkualitas baik. Labu wanita ini terbuka sedikit pada pangkal leher guna memudahkan pemakaian sebab polanya tidak menyerupai kemeja atau blus yang lazim berkancing pada bagian depannya.

Sebagai penutup tubuh bagian bawah, mereka mengenakan sarung sikka dengan bermacam-macam motif flora dan fauna. Sarung untuk wanita disebut Utan. Warna-warna kain wanita melambangkan berbagai suasana hati atau kekuatan-kekuatan magis. Hitam misalnya biasanya dipakai untuk melayat orang meninggal. Merah dan coklat melambangkan keagungan dan status sosial yang tinggi. Paduan warna juga menunjuk pada usia. Warna-warna yang gelap biasanya dipakai oleh orang tua, sedangkan warna-warna cerah digemari oleh kaum muda. Demikian pula hal dengan warna dong, apabila gelap mencerminkan duka, sebaliknya warna-warna muda adalah untuk suasana suka ria, pesta dan sebagainya. Utan dililitkan di pinggang dengan panjang sapai mata kaki.

Para wanita juga mengenakan Dong yaitu kain sejenis selendang yang dipakai melintang di dada atau dililitkan dipinggang. Warna dong juga disesuikan dengan acara. Untuk pesta adat biasanya orang menggunakan dong dengan warna cerah, sedangkan untuk acra kedukaan biasanya menggunakan warna hitam.

Di bagian kepala rambut para wanita dibentuk melingkar seperti ular, yang disebut Legen. Tentu saja harus berambut panjang kalau jaman dulu. Kalau rambut kita tidak panjang biasanya menggunakan bantuan rambut palsu, yang dinamakan Semarang. Legen kemudian diperkuat dengan tusuk konde yang dinamakan Hegin, dan hiasan yang disebut Soking. Bentuk hiasan kepala ini sudah mendapat pengaruh dari suku-suku lainnya di NTT.

Pada pergelangan tangan dipakai kalar yang terbuat dari gading (kalar bala) dan perak. Penggunaanya disesuaikan dengan suasana peristiwa seperti upacara-upacara atau pesta-pesta adat. Jumlah kalar gading dan perak (atau emas) biasanya genap. Yakni dua atau empat gading dengan dua perak pada setiap tangan.

Perhiasan lain yang digunakan kaum wanita adalah cincin yang disebut Kila, kalung yang disebut Lodan, dan anting-anting yang disebut Suwong. Saat ini kila, lodan dan suwong bisa dari emas atau bahan lain yang disesuaikan dengan pakain dan kemampuan.

Jawaban:

Untuk Pria

Biasanya mengenakan Lesu Widin Tilun yaitu ikat kepala yang terbuat dari kain batik yang dililitkan sedemikian rupa sehingga bagian sampingnya memanjang ke bawah menyerupai telinga kambing. Kaum pria juga mengenakan sembar yaitu, selempang yang disilangkan di dada yang biasanya bermotif flora dan fauna.

Bajunya disebut Labu, merupakan penutup tubuh pria. Biasanya berwarna putih, sedangkan untuk penutup tubuh bagian bawah mereka mengenakan Lipa atau Ragi yang dilitkan dipinggang. Lipa adalah kain sarung pria yang berwarna-warni cerah dan bermotif flora. Sedangkan ragi adalah kain sarung pria yang berwarna gelap dengan garis-garis biru melintang. Panjang lipa atau ragi sampai mata kaki. Sebagai pelengkap pria dapat menggunakan gelang besar yang disebut Mone dan ikat pinggang besar berwana hitam yang disebut Peket.

Untuk Wanita

Para wanita mengenakan baju atau bahasa adatnya adalah Labu berbentuk mirip kemeja berlengan panjang terbuat dari sutera atau kain yang berkualitas baik. Labu wanita ini terbuka sedikit pada pangkal leher guna memudahkan pemakaian sebab polanya tidak menyerupai kemeja atau blus yang lazim berkancing pada bagian depannya.

Sebagai penutup tubuh bagian bawah, mereka mengenakan sarung sikka dengan bermacam-macam motif flora dan fauna. Sarung untuk wanita disebut Utan. Warna-warna kain wanita melambangkan berbagai suasana hati atau kekuatan-kekuatan magis. Hitam misalnya biasanya dipakai untuk melayat orang meninggal. Merah dan coklat melambangkan keagungan dan status sosial yang tinggi. Paduan warna juga menunjuk pada usia. Warna-warna yang gelap biasanya dipakai oleh orang tua, sedangkan warna-warna cerah digemari oleh kaum muda. Demikian pula hal dengan warna dong, apabila gelap mencerminkan duka, sebaliknya warna-warna muda adalah untuk suasana suka ria, pesta dan sebagainya. Utan dililitkan di pinggang dengan panjang sapai mata kaki.

Para wanita juga mengenakan Dong yaitu kain sejenis selendang yang dipakai melintang di dada atau dililitkan dipinggang. Warna dong juga disesuikan dengan acara. Untuk pesta adat biasanya orang menggunakan dong dengan warna cerah, sedangkan untuk acra kedukaan biasanya menggunakan warna hitam.

Di bagian kepala rambut para wanita dibentuk melingkar seperti ular, yang disebut Legen. Tentu saja harus berambut panjang kalau jaman dulu. Kalau rambut kita tidak panjang biasanya menggunakan bantuan rambut palsu, yang dinamakan Semarang. Legen kemudian diperkuat dengan tusuk konde yang dinamakan Hegin, dan hiasan yang disebut Soking. Bentuk hiasan kepala ini sudah mendapat pengaruh dari suku-suku lainnya di NTT.

Pada pergelangan tangan dipakai kalar yang terbuat dari gading (kalar bala) dan perak. Penggunaanya disesuaikan dengan suasana peristiwa seperti upacara-upacara atau pesta-pesta adat. Jumlah kalar gading dan perak (atau emas) biasanya genap. Yakni dua atau empat gading dengan dua perak pada setiap tangan.

Perhiasan lain yang digunakan kaum wanita adalah cincin yang disebut Kila, kalung yang disebut Lodan, dan anting-anting yang disebut Suwong. Saat ini kila, lodan dan suwong bisa dari emas atau bahan lain yang disesuaikan dengan pakain dan kemampuan.

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/13932904#readmore


5. asal usul kabupaten SIKKA​


jawaban:Suku Sikka adalah komunitas adat yang berada di Kabupaten Sikka, di Flores Timur Tengah, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Jumlah orang Sikka diperkirakan sekitar lebih dari 350.000 orang. Menurut sebuah sumber menyatakan bahwa daerah asal orang Sikka adalah di Kecamatan Bola, lela, Maumere, dan Kewapente.

Penjelasan:

semoga membantu

Jawaban:

Suku Sikka adalah komunitas adat yang berada di Kabupaten Sikka, di Flores Timur Tengah, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Jumlah orang Sikka diperkirakan sekitar lebih dari 350.000 orang.[1] Menurut sebuah sumber menyatakan bahwa daerah asal orang Sikka adalah di Kecamatan Bola, lela, Maumere, dan Kewapente.[2]

Suku Sikka dianggap sebagai salah satu dari etnis Mukang. Etnis Mukang terdiri dari 4 suku yaitu suku Sikka, Suku Krowe, Suku Mukang dan Suku Muhang. Nama Sikka juga adalah sebuah nama desa yang terletak di Kecamatan lela berjarak sekitar kurang lebih 30 km dari Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka. Pada zaman dahulu desa Sikka adalah pusat pemerintahan kerajaan Sikka dan menjadi titik awal kedatangan bangsa portugis di Flores.

PENJELASAN: maaf kalau salah cmiiwiww


6. Sebutkan luas wilayah kabupaten Sikka​


Jawaban:

Kabupaten Sikka merupakan bagian dari wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di Daratan Flores. Kabupaten Sikka merupakan daerah kepulauan dengan total luas daratan 1.731,91 km2. Terdapat 18 pulau baik yang didiami ataupun tidak, dimana pulau terbesar adalah Pulau Besar (3,07 persen).

Penjelasan:

SEMOGAMEMBANTUヾ(^-^)ノ

JADIKANJAWABANTERCERDASYA(≡^∇^≡)

Jawaban:

1.732 km²

Penjelasan:

semoga bermanfaat


7. sebab utamaperlawanan rakyat di sikka adalah


membela negara dengan mengorbankan darah

8. tulislah 3 dialek bahasa sikka​


Jawaban:

dialek sokka, dialek nita dan dialek kange.

Maafyakalausalah


9. contoh musik sebagai sarana upacara adat dari daerah ntt atau sikka​


Jawaban:

untuk mengiringi tarian atau upacara adat. terimakasi


10. Sebutkan batas-batas wilayah kabupaten Sikka​


Jawaban:

Utara=Laut Flores

Timur=Kabupaten Flores Timur

Selatan=Laut Sawu

Barat=Kabupaten Ende

Penjelasan:

Mungkin itu yg d maksudny


11. motf tenun ikat yang ada di kabupaten sikka


- kain oranye tulada
- selendang kuning
- kain meja oranye

maaf klo ada yg salah
selamat belajar

12. Sebutkan 6 bahasa yang di kabupaten sikka


Jawaban:

1. Sara Sikka Krowe

2. Sara Sikka Muhan atau Sikka Krowe Muhan

3. Sara Muhan

4. Sara Lu'a Kapa Raja disebut juga bahasa Palu'e

5. Sara Lio Krowe dipakai oleh subetnis Mbengu, Bu, Mego dan Nuo Lolo

6. Sara Tindung Bajo Lau


13. Nama dari atribut pakaiyan daerah sikka


Jawaban:

Untuk Pria

Biasanya mengenakan Lesu Widin Tilun yaitu ikat kepala yang terbuat dari kain batik yang dililitkan sedemikian rupa sehingga bagian sampingnya memanjang ke bawah menyerupai telinga kambing. Kaum pria juga mengenakan sembar yaitu, selempang yang disilangkan di dada yang biasanya bermotif flora dan fauna.

Bajunya disebut Labu, merupakan penutup tubuh pria. Biasanya berwarna putih, sedangkan untuk penutup tubuh bagian bawah mereka mengenakan Lipa atau Ragi yang dilitkan dipinggang. Lipa adalah kain sarung pria yang berwarna-warni cerah dan bermotif flora. Sedangkan ragi adalah kain sarung pria yang berwarna gelap dengan garis-garis biru melintang. Panjang lipa atau ragi sampai mata kaki. Sebagai pelengkap pria dapat menggunakan gelang besar yang disebut Mone dan ikat pinggang besar berwana hitam yang disebut Peket.

Untuk Wanita

Para wanita mengenakan baju atau bahasa adatnya adalah Labu berbentuk mirip kemeja berlengan panjang terbuat dari sutera atau kain yang berkualitas baik. Labu wanita ini terbuka sedikit pada pangkal leher guna memudahkan pemakaian sebab polanya tidak menyerupai kemeja atau blus yang lazim berkancing pada bagian depannya.

Sebagai penutup tubuh bagian bawah, mereka mengenakan sarung sikka dengan bermacam-macam motif flora dan fauna. Sarung untuk wanita disebut Utan. Warna-warna kain wanita melambangkan berbagai suasana hati atau kekuatan-kekuatan magis. Hitam misalnya biasanya dipakai untuk melayat orang meninggal. Merah dan coklat melambangkan keagungan dan status sosial yang tinggi. Paduan warna juga menunjuk pada usia. Warna-warna yang gelap biasanya dipakai oleh orang tua, sedangkan warna-warna cerah digemari oleh kaum muda. Demikian pula hal dengan warna dong, apabila gelap mencerminkan duka, sebaliknya warna-warna muda adalah untuk suasana suka ria, pesta dan sebagainya. Utan dililitkan di pinggang dengan panjang sapai mata kaki.

Para wanita juga mengenakan Dong yaitu kain sejenis selendang yang dipakai melintang di dada atau dililitkan dipinggang. Warna dong juga disesuikan dengan acara. Untuk pesta adat biasanya orang menggunakan dong dengan warna cerah, sedangkan untuk acra kedukaan biasanya menggunakan warna hitam.

Di bagian kepala rambut para wanita dibentuk melingkar seperti ular, yang disebut Legen. Tentu saja harus berambut panjang kalau jaman dulu. Kalau rambut kita tidak panjang biasanya menggunakan bantuan rambut palsu, yang dinamakan Semarang. Legen kemudian diperkuat dengan tusuk konde yang dinamakan Hegin, dan hiasan yang disebut Soking. Bentuk hiasan kepala ini sudah mendapat pengaruh dari suku-suku lainnya di NTT.

Pada pergelangan tangan dipakai kalar yang terbuat dari gading (kalar bala) dan perak. Penggunaanya disesuaikan dengan suasana peristiwa seperti upacara-upacara atau pesta-pesta adat. Jumlah kalar gading dan perak (atau emas) biasanya genap. Yakni dua atau empat gading dengan dua perak pada setiap tangan.

Perhiasan lain yang digunakan kaum wanita adalah cincin yang disebut Kila, kalung yang disebut Lodan, dan anting-anting yang disebut Suwong. Saat ini kila, lodan dan suwong bisa dari emas atau bahan lain yang disesuaikan dengan pakain dan kemampuan.


14. makanan dalam kemasan di kabupaten sikka​


Jawaban:

keripik pisang

Penjelasan:

jadikan jawaban terbaik ya

Jawaban:

Kabupaten Sikka meluncurkan produk keripik pisang ‘Bintang Sembilan’

Penjelasan:

maaf kalo salah :)

terima kasih.


15. carilah informasi tarian adat daerah sikka dan sinopsisnya (ceritakan secara singkat judul taria tentang apa dan tujuannya)​


Jawaban:

TariHegong

Tari Hegong adalah salah satu tarian tradisional dari Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). tarian ini biasanya dimainkan secara berkelompok oleh penari pria dan wanita dengan berpakaian adat yang khas dan diiringi dengan musik Gong Waning. Tari Hegong merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal dan sering di tampilkan di berbagai acara seperti acara adat, penyambutan tamu penting, kesenian daerah dan berbagai acara lainnya.

Tari Hegong ini merupakan salah satu tarian kebesaran masyarakat Maumere di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. sejarah tentang Tari Hegong ini masih belum diketahui secara pasti, namun beberapa sumber mengatakan bahwa tarian ini awalnya merupakan tarian adat dan sering ditampilkan di upacara-upacara adat masyarakat Maumere. Selain itu tarian ini juga digunakan sebagai tarian penyambutan tamu penting yang datang kesana.

Tari Hegong ini biasanya dimainkan oleh kurang lebih 6 sampai 10 orang penari, baik penari pria maupun wanita dan satu orang sebagai pemimpin tarian di posisi paling depan. Dalam tarian ini, para penari dilengkapi dengan ikun, lesu, dan reng sebagai atribut menarinya. Ikun merupakan senjata seperti pisau yang terbuat dari kayu dan dihiasi dengan ekor kuda. Lesu merupakan sejenis sapu tangan yang digunakan sebagai pelengkap gerakan tangan para penari. Sedangkan Reng adalah sejenis gelang kaki yang dilengkapi dengan kelinting.

Dalam pertunjukan Tari Hegong biasanya terdapat empat babak. Pada babak pertama, para penari wanita memasuki arena dengan diiringi musik Gong Waning, kemudian di ikuti oleh penari pria sambil memewang parang/porong. Pada babak tersebut para penari menari dengan irama cepat dengan gerakan Pledong wa’in atau sentakan kaki.

Pada babak kedua, penari pria dan wanita membentuk lingkaran dimana para penari mengelilingi penari wanita. Lalu pada babak ketiga, para penari melakukan gerakan bebas. Biasanya dalam babak ke tiga ini merupakan gerakan kreasi yang dipadukan dengan irama musik Gong Waning. Kemudian pada babak terakhir, para penari kembali membentuk lingkaran dan sebagai penutup, salah satu penari diangkat keatas dengan menggunakan sebatang bambu.

Setiap gerakan dan babak yang ditampilkan dalam Tari Hegong ini tentu memiliki arti atau makna tersendiri. Hal tersebut bisa kita lihat dari pertunjukannya. Pada babak pertama dibuka dengan gerakan berirama cepat dan sentakan kaki, menggambarkan semangat para penari. pada babak kedua, para penari membuat lingkaran dimana penari wanita dikelilingi penari pria, menggambarkan jiwa kaum lelaki dalam mempertahankan dan melindungi kaum wanita.

Pada babak ke tiga biasanya merupaka gerakan kreasi yang menggambarkan kerjasama antara pria dan wanita. Sedangkan pada babak akhir, salah seorang penari pria diangkat keatas menggambarkan bahwa di sedang memantau musuh atau lawan dan penari yang dibawah menggambarkan kesiagaan mereka dalam menghadapi serangan.

Dalam pertunjukan Tari Hegong ini biasanya diiringi oleh iringan musik Gong Waning. Gong Waning ini merupakan alat musik tradisional khas masyarakat Sikka yang terdiri dari gendang yang disebut dengan Waning, Wong dan Peli anak. Pada instrument waning sendiri terdiri dari gendang besar dan gendang kecil disebut Dodor. Pada instrument gong terdiri dari Gong Ina Wa’a, Gong Ina Depo, Gong Lepe, Gong Higo Hagong, dan Gong Udong. Sedangkan peli anak sendiri merupakan sepotong bambu yang digunakan untuk menstabilkan irama pukulan Gong Waning. Musik Gong Waning ini bisa menghasilkan beberapa jenis irama musik, salah satu irama yang biasa dimainkan untuk mengiringi Tari Hegong adalah irama Badu Blabat.

Pada pertunjukan Tari Hegong ini biasanya penari menggunakan kostum pakaian adat. Pada penari wanita menggunakan busana seperti Labu Gate, Utan dan Dong warna-warni. Pada bagian rambut dibuat Legen dan ditambahkan Hegin untuk memperkuat lingkaran rambut serta diberi hiasan Soking. Tidak lupa menggunakan Gelang Gading pada pergelangan tangan mereka.

Sedangkan untuk penari pria biasanya menggunakan busana seperti Lipa Prenggi atau Lipa Mitan dan tenun ikat khas Sikka. Selain itu pada bagian kepala menggunakan pengikat kepala yang disebut dengan Lesu Widin Telun. Dan tidak lupa, para penari baik pria maupun wanita dilengkapi dengan Ikun, Lesu dan Reng sebagi perlengkapan menarinya.

Tari Hegong merupakan salah satu tarian kebesaran masyarkat Sikka yang masih hidup hingga sekarang. Dalam perkembangannya, tarian ini masih terus dilestarikan dan dikembangkan oleh masyarakat di sana. Berbagai kreasi dan variasi juga sering ditambahkan di setiap pertunjukannya, baik dalam segi gerak, formasi dan musik pengiringnya, namun tidak menginggalkan ciri khas tarian tersebut. Tarian ini juga tidak hanya ditampilkan untuk acara adat saja, namun juga ditampilkan di berbagai acara seperti festival budaya dan pertunjukan seni yang diadakan di tingkat daerah, nasional, bahkan internasional.

maaf ya kalo salah soalnya ini aku ngambil dari buku referensi


16. makanan khas suku sikka​


Lekun : Merupakan makanan tradisional masyarakat Kabupaten Sikka, khususnya etnis Sikka Krowe yang mendiami wilayah Kecamatan Kewapante, Kec. Hewokloang, Kec. Bola. Makanan ini terbuat dari tepung beras ketan hitam, kelapa parut, larutan air gula dan pisang masak.

Jawaban:

lekkun

Penjelasan:

lekkun:merupakan makanan tradisional masyarakat kabupaten sikka


17. jenis tarian adat suku sikka​


Tarian atau Soka Papak menjadi salah satu tarian tradisional yang berkembang di Maumere, Kabupaten Sikka. Tari ini merupakan tari adat saat menyambut tamu di wilayah itu.

Jawaban:

TARI HEGONG, adalah tarian adat suku SIKKA yang berasal dari maumere Nusa tenggara timur


18. Jelaskan tentang wilayah sikka


Jawaban:

Kabupaten Sikka merupakan wilayah kepulauan dengan 18 pulau baik yang didiami maupun tidak berpenghuni, dimana pulau terbesar adalah Pulau Besar. Juga terdiri atas beberapa pulau sedang dan kecil yaitu Pulau Babi/Bater, Pangabatang, Kambing, Pemana Besar, Damhila, Permaan, Besar, Palue dan Sukun.

Penjelasan:

Semoga Membantu

Jawaban:

Kabupaten Sikka terletak diantara 8°22 sampai dengan 8°50 derajat Lintang Selatan dan 121º55’40” sampai 122º41’30” Bujur Timur. Kabupaten Sikka merupakan bagian dari wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di Daratan Flores.

Kabupaten Sikka merupakan daerah kepulauan dengan total luas daratan 1.731,91 km2. Terdapat 18 pulau baik yang didiami ataupun tidak, dimana pulau terbesar adalah Pulau Besar (3,07 persen). Sedangkan pulau yang terkecil adalah Pulau kambing (Pulau Pemana Kecil) yang luasnya tidak sampai 1 km2. Dari 18 pulau yang terdapat di wilayah administratif Kabupaten Sikka, sebanyak 9 pulau merupakan pulau yang tidak dihuni dan 9 pulau dihuni.

Iklim : Kabupaten Sikka beriklim tropis yang kering, dengan suhu udara umumnya relatif tinggi, suhu minimum berkisar 20,6°C sampai dengan 24°C dengan rata-rata 23,7°C. suhu minimum terendah terjadi pada bulan September dan tertinggi pada Bulan Januari. Temperatur rata-rata maksimum antara 31,7°C –24,5°C dengan rata-rata 27,6°C. suhu maksimum terendah terjadi pada bulan Desember – Januari dan tertinggi pada bulan Agustus – September.

Kelembaban udara antara 69 % – 86 % dengan rata-rata 77%, kelembaban udara tertinggi terjadi bulan Februari dan terendah pada bulan Agustus. Dalam satu tahun ada 2 musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau dengan iklim kering berlangsung kurang selama 7–8 bulan (April/ Mei – Oktober/ Nopember) sedangkan musim hujan dengan iklim basah berlansung selama 4-5 bulan (Nopember/ Desember – April/ Mei).

Curah hujan per tahun berkisar antara 1000 mm – 1500 mm, dengan jumlah hari hujan sebesar 60 – 120 hari per tahun ( 4 bulan basah, 1 bulan lembab dan 7 bulan kering). Wilayah timur cenderung lebih kering. Curah hujan antara bulan Nopember dan Februari relatif lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan lainnya. Jumlah hari hujan paling sedikit terjadi pada bulan Agustus dan September dan terbanyak pada Bulan Nopember- Desember. Kecepatan angin rata-rata pada musim panas 12 – 13 knots, sedangkan pada musim hujan 17 – 20 knots.

Jumlah penduduk : 279.464 jiwa (2009)

Laki-laki : 132.002 jiwa

Perempuan : 147.462 jiwa

Wilayah administrasi

Jumlah kecamatan : 21 Kecamatan

Nama-nama kecamatan : Kecamatan Paga, Kecamatan Mego, Kecamatan Lela, Kecamatan Bola, Kecamatan Talibura, Kecamatan Waigete, Kecamatan Kewapante, Kecamatan Maumere, Kecamatan Palue, Kecamatan Nita, Kecamatan Alok, Kecamatan Magepanda, Kecamatan Alok Barat, Kecamatan Alok Timur, Kecamatan Koting, Kecamatan Tana Wawo, Kecamatan Kangae, Kecamatan Hewokloang, Kecamatan Doreng, Kecamatan Mapitara, Kecamatan Waiblama

Jumlah kelurahan : 13 Kelurahan

Nama-nama kelurahan :

Jumlah desa : 160 Desa

Penjelasan:

cuma itu saja


19. leluhur orang sikka berasal dari dan​


Jawaban:

Dari Bangladesh dan Malaka Dari Malaysia

Penjelasan:

Kalo Salah Mohon Maaf:)

20. Berapakah luas wilayah kabupaten Sikka adalah… *​


Jawaban:

1.732 km²

Penjelasan:

semoga membantu

Jawab: 1.732 cm

Semoga membantu


Video Terkait


Post a Comment

0 Comments